Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
(Tugas Mata Kuliah Olahraga Rekreasi)
Dosen Pembimbing:Hijrin Fithroni, S.Or, M.Pd
Disusun Oleh:Abdulloh (136484087)
IKOR Universitas Negeri Surabaya
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas
klasifikasi pengembangan olahraga rekreasi dan olahraga wisata sehingga dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan untuk menyelesaikan
salah satu persyaratan memperoleh nilai tugas mata kuliah OLAHRAGA REKREASI.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Surabaya,
19 Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan Jasmani pada
dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,
bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan
berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Di dalam intensifikasi
penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting,
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara
sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina,
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Pendidikan Jasmani merupakan
media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
(sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Dengan Pendidikan Jasmani
siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan
pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif,
terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan
serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak
dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai
(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup
sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang
bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual,
emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan
sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai
tujuan pengajaran.
Tidak ada pendidikan yang
tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa
adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar
bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah
berkembang searah dengan perkembangan zaman
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi?
1.2.2 Apa fungsi dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi?
1.2.3 Bagaimana peranan serta tujuan dari Pendidikan
Jasmani dan Rekreasi?
1.2.4 Siapa yang menjadi sasaran Rekreasi Olahraga?
1.2.5 Apa saja jenis- jenis dari rekreasi?
1.2.6 Apa saja permainan tradisional yang juga merupakan
rekreasi olahraga?
1.3.1 Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
1.3.2 Mengetahui serta memahami arti dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi.
1.3.3 Mengetahui serta dapat memahami fungsi dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi.
1.3.4 Mengetahui bagaimana peranan serta tujuan dari Pendidikan Jasmani dan rekreasi.
1.3.5 Dapat mengetahui siapa yang menjadi sasaran dari rekreasi olahraga.
1.3.6 Mengetahui berbagai macam jenis- jenis dalam rekreasi.
1.3.7 Dapat mengetahui berbagai macam permainan tradisional yang juga merupakan rekreasi olahraga.
BAB II
ISI
ISI
2.1 Pengertian
Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai
individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional
Pendidikan Rekreasi Olahraga
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah
berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran
kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang
dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk
rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi.Kegiatan rekreasi
umumnya dilakukan pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam
dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan
rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation). Kamus Webster mendefinisikan
rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet
or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa
membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta
mengembalikan kesegaran. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela
yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan
kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan Sessoms. Berdasarkan peninjauan
secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata dasar yaitu RE dan
KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk
mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. Kamus Webster
mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan”
(a means of refreshmnet or diversion).
Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan
pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
1.
Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah
olahraga yang dilakukan untuk tujuan rekreasi.
2.
Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik
yang dilakukan pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang
timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan.
3.
Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time
sports are formd of physical activity in leisure under a time perspective. It
comprises sport after work, on weekends, in vacations, in retirement, or during
periods of (unfortunate) unemployment”.
4.
Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan
olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata.
5.
Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan SMP, Jakarta, Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan
olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
2.2 Tujuan
Pendidikan Jasmani
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
lebih baik
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan
yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Pendidikan Rekreasi Olahraga
Tujuan rekreasi olahraga adalah
1.
Pengisi waktu luang
2.
Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3.
Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan
pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja
4.
Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk
kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif).
5.
Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan
6.
Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga
7.
Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan
2.3 Fungsi dan Peranan
Pendidikan Jasmani
Fungsi Pendidikan Jasmani adalah:
a. Aspek organik
1) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga
individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki
landasan untuk pengembangan keterampilan
2) Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang
dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot
3) Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot
untuk menahan kerja dalam waktu yang lama
4) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu
untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif
lama
5) Meningkatkan fleksibelitas, yaitu; rentang gerak dalam
persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan
mengurangi cidera.
b. Aspek neuromuskuler
1) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot
2) Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan,
berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong,
menderap/mencongklang, bergulir, dan menarik
3) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun,
melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok
4) Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul,
menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir,
memvoli
5) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama,
rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan
6) Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, soft
ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain
sebagainya
7) Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti, menjelajah,
mendaki, berkemah, berenang dan lainnya.
c. Aspek perseptual
1) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat
2) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat
atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang,
bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya
3) Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan
mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan,
tubuh, dan atau kaki
4) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu;
kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis
5) Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu;
konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau
menendang
6) Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu;
kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian
dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri
7) Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran
bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.
d. Aspek kognitif
1) Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami,
memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan
2) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan
etika
3) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang
terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi
4) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya
dengan aktivitas jasmani
5) Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang
berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang
digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya
e. Aspek sosial
1) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana
berada
2) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan
dalam situasi kelompok
3) Belajar berkomunikasi dengan orang lain
4) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide
dalam kelompok
5) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat
berfungsi sebagai anggota masyarakat
6) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat
7) Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif
8) belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif
9) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.
f. Aspek emosional
1) mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani
2) mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton
3) melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat
4) memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas
5) menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang
relevan.
Pendidikan Rekreasi Olahraga
Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu
kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang
diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak
orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan
masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan
nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan
pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan
merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka
rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai
pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk
kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan
kekuatan baik fisik maupun mental.
Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan
dasar persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat
digunakan dengan cara-cara yang berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana
berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga kemampuan individu dapat dibangun
dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi dengan
orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah. Kreativitas
dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat
diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam
pembentukan karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa “anak-anak belajar melalui
bermain”. Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan
dengan baik, anak-anak dapat belajar untuk menikmati penggunaan waktu
sebaik-baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar
alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru.
Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan
sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta
melestarikannya.
2.
Mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan
pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana.
3.
Menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan
timbal balik antara manusia dan lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat
ataupun karakternya.
4.
Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan
sosial kepada individu.
5.
Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan
yang sehat.
6.
Membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti
melalui pengalaman langsung di lapangan.
7.
Membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah
dengan organisasi pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
8.
Menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri
yang merupakan pondasi yang kuat untuk menumbuhkan “self concept”.
9.
Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara
anggota kelompok .
10.
Menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi.
11.
Menambah kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota
kelompok.
12.
Mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan
kegiatan positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau
lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif, seperti
penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan negatif lain
yang sejenis.
13.
Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk
orang lain dan atau lingkungan alamnya.
2.5 Sasaran Rekreasi Olahraga
Sasaran rekreasi olahraga yaitu semua kalangan masyarakat,
olahraga sesuai dengan usia contoh hiking dilakukan oleh anak usia dewasa bukan
dilakukan untuk anak kecil. Dan untuk anak kecil dapat disesuaikan dengan gerak
yang dibutuhkan usia anak kecil.
1. Rekreasi sosial
Permainan di dalam ruangan
(acara icebreaker, kursi musik, papan permainan, permainandengan
tulisan, permainan musikal) permainan di luar ruangan (lari estafet, balapan,
kejar- kejaran)makan bersama (perjamuan, makanan pencuci mulut/makanan kecil,
piknik, makananseadanya, makan malam).
Rekreasi di luar ruangan
kegiatan di alam (melihat burung-burung, jalan-jalan di
perkebunan, mendaki gunung)olah raga (badminton, sepakbola, basket, bersepeda,
berenang, mendaki, memancing, berkuda, berburu, dll.)
2. Rekreasi budaya dan kreatif
a. Drama (tebak kata, role play, cerita drama,
dll.)
b. Bercerita (cerita lucu, cerita horor, cerita
sesuai waktu, cerita sekuler)
c. Literatur (puisi, membaca Alkitab, membaca
cerita)
d. Audiovisual (film, TV, Video)
e. Seni dan kerajinan (membuat gambar, kerajinan
dari barang bekas, menempel, melukis, kerajinan dari kertas, dll).
f. Membuat tulisan kreatif, drama, musik,
dll.
g. kegiatan permainan, olah raga, jalan-jalan.
h. Belajar (jalan-jalan di perkebunan, museum,
dll.)
2.7 Jenis- Jenis Rekreasi
Rekreasi mencakup lebih dari sekedar permainan-permainan. Meskipun
peristiwa-peristiwa di udara terbuka seperti olahraga, berkemah, dan jalan
lintas alam itu penting, pertemuan-pertemuan ramah-tamah seperti pesta dan
piknik juga harus dipertimbangkan. Rekreasi juga termasuk beberapa kegiatan
ekspresif yang berlangsung dalam lingkungan departemen dan yang langsung
bertalian dengan tema pelajaran seperti drama, sastra, bercerita, kesenian,dan
pekerjaan tangan serta bermacam-macam hobi. contoh pemainannya bisa saja bola
kasti juga.
1. Pariwisata atau turisme
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau
liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.Seorang
wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak
sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi
oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah
industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan-tempat
tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank
,asuransi, keamanan, dll.
Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian,
petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya. Banyak negara, bergantung
banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk
perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan
industri pariwisata ini adalah salahsatu strategi yang dipakai oleh Organisasi
Non-Pemerintahuntuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk
meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang
non-lokal.
2. Olahraga
adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani tetapi juga rohani (misalkan olahraga tradisional dan modern).
3. Permainan
Merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan
bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan
biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama. Permainan ada tingkatannya
berdasarkan umur, ada permainan anak dan ada permainan dewasa. Ada juga
permainanuntuk umum yaitu permainan computer.
4. Hobi
adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktuluang untuk
menenangkan pikiran seseorang. Kata Hobi merupakan sebuah kata serapan
dari Bahasa Inggris “Hobby”. Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan
mendapatkan kesenangan. Terdapat berbagai macam jenis hobi seperti mengumpulkan
sesuatu (Koleksi), membuat, memperbaiki, bermain dan pendidikan dewasa.
Rekreasi sangat beragam, sama seperti orang-orang yang
berpartisipasi di dalamnya.Berikut ini beberapa kategori umum dengan kegiatan
spesifik yang dapat digunakandalam berekreasi bersama anak-anak.
PERMAINAN
TRADISIONAL
Permainan tradisional
merupakan permainan yang telah dimainkan oleh
anak-anak yang
bersumber dari suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan
tersebut diwarisi dari
generasi yang satu ke generasi berikutnya.
Permainan Tradisional
di Sekolah
Permainan yang
digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani
di sekolah dasar harus
mengandung ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomotor, dan ranah
jasmani. Agar anak menampilkan dan memperbaiki
keterampilan jasmani,
sosial, mental, dan moral dan spiritual lewat “fair
play” dan “sport
smanship” atau bermain dengan jujur, sopan dan berjiwa
olahragawan sejati.
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
permainan tradisional
dapat disajikan sebagai bahan pelajaran pendidikan
jasmani, karena setiap
permainan tersebut harus terlebih dahulu dikaji nilainilai
yang terkandung dalam
permainan tersebut seperti nilai pendidikan,
dalam permainan
tradisional juga memiliki unsur-unsur seperti sportivitas,
kejujuran, kecermatan,
kelincahan, ketepatan menentukan langkah serta
kemampuan bekerjasama
dalam kelompok, mudah aturan permainannya,
di samping jumlah
pemain yang dapat melibatkan seluruh siswa di kelas
yang bersangkutan dan
dalam permainan guru dapat mengontrol siswanya
karena adanya faktor
bahaya sehingga harus ada yang dapat
mempertanggung
jawabkannya. (Soemitro, 1992:171).
Macam-macam
permainan tradisional yang ada di sekolah dasar:
1. Permainan
Sepur-sepuran / Kereta api masuk trowongan
Jumlah Pemain : tidak
terbatas
Alat yang digunakan :
Tanpa alat
Gambar 2.1 Permainan
Sepur-sepuran atau Kereta Api Masuk Terowongan
Sumber: (Soemitro,
1992:34)
Aturan permainan :
Anak-anak dibariskan
menjadi tiga syaf. Syaf pertama dan kedua
berdiri di tengah
memanjang lapangan dan berhadapan membentuk
terowongan kereta api.
Caranya ialah saling berpegangan lengan dalam
keadaan lurus dan
mendatar. Sedangkan anak-anak pada syaf ketiga
berpegangan satu dengan
yang lain sehingga membentuk rangkaian
kereta api. Tugas
rangkaian kereta api adalah lari kecil-kecil sambil
berbelok-belok dan akhirnya
memasuki terowongan. Bila mana rangkaian
kereta api telah
dianggap cukup gerakannya maka diadakan pergantian,
yang menjadi rangkaian
kereta api mengganti salah satu yang semula
menjadi syaf
terowongan. Demikian terus dilanjutkan sampai semua syaf
pernah menjadi kereta
api. (Soemitro, 1992:34)
2. Ular makan Ekornya
Jumlah pemain : tidak
terbatas
Alat yang digunakan :
Tanpa alat
Tempat : dihalaman
sekolah atau di lapangan
Gambar 2.2 Permainan
Ular Makan Ekornya
Sumber: http://kipsaint.com/isi/mengenang-permainan-anaktempo-
doeloe.html (diunduh
04/15/2013)
Aturan permainan
Anak-anak dibariskan
menjadi empat syaf. Setiap syaf terdiri dari
dua barisan putri dan
dua barisan putra. Dan barisan yang berdiri paling
belakang memegang perut
orang yang ada didepannya. Yang berdiri
paling depan berlaku
sebagai kepala ular, sedangkan yang berdiri paling
belakang sebagai ekor
ular.Tugas kepala ular adalah berusaha secepat
mungkin menangkap
ekornya. Sedangkan si ekor berusaha menghindar
tangkapan si kepala
ular tanpa melepaskan pegangan. Bila ada anggota
yang lepas peganggannya
maka ia akan bertugas menggantikan tugas si
ekor. Bila si ekor
dapat tertangkap, maka diadakan pergantian, yaitu si
kepala menjadi ekor dan
si orang yang paling dekat dengan kepala
menggantikan menjadi
kepala. (Soemitro, 1992:37)
3. Permainan Kucing dan Tikus
Gambar 2.3 Permainan
Kucing dan Tikus
Sumber: (Herman
Subarjah, 2008:3.20)
Anak-anak dijadikan dua
kelompok, salah sattu kelompok
membuat lingkaran
sambil berpegangan tangan sedangkan kelompok
yang lain menjadi
tikusnya. Selanjutnya ditentukan salah seorang untuk
dijadikan kucingnya.
Anak yang menjadi tikus berada didalam lingkaran
sedangkan yang menjadi
kucing berada diluar lingkaran. Kucing dan tikus
bebas keluar dan masuk
lingkaran. Apabila ada tanda mulai atau peluit
maka segera mungkin
kucing mengejar tikus dan tikus berlari menghindar
agar tidak tertangkap
kucing. Apabila ada tikus tertangkap kucing maka
tikus yang tertangkap
berubah menjadi kucing, dan kucing yang
tertangkap tadi menjadi
tikus. Apabila keduannya sudah menjadi tikus
dan kucing maka mereka
bergabung membentuk lingkaran, dan yang
kelompok lingkaran
melakukan hompimpah dan kedua orang pertama
yang melakukan
hompimpah menang suit dan ditentukan siapa yang
menjadi kucing dan
tikus. Permainan ini mengandung unsur-unsur penjas
diantaranya:
kelincahan, daya tahan, kerjasama, koordinasi, disiplin.
(Herman Subarjah,
2008:3.19)
4. Untrakol / Menyusun pecahan genting
(kreweng)
Pemain: permainan ini
dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun
perempuan atau gabungan
antara anak laki-laki dan anak
perempuan. Permainan
ini pada umumnya dimainkan oleh
anak-anak berumur 9-12
tahun jadi tepat saat anak memasuki
pendidikan sekolah
dasar.
Jumlah pemain:
permainan berjumlah antara 3-5 orang/kelompok.
Peralatan:
1. Bola kasti / bola
tennis satu buah
2. Pecahan genting 12
keping (sesuaikan kesepakatan dari kedua kelompok yang bermain).
Persiapan:
1. Setiap anak membuat
atau menentukan kelompok (ikut kelompok A atau B)
2. Mempersiapkan
pecahan genting, lalu pecahanan genting
tersebut ditumpuk.
Selanjutnya, tumpukan genting tersebut
diletakkan didalam
garis lingkaran. Didepan tumpukan
genting tersebut dibuat
garis sejajar.
Aturan bermain: melempar
tumbukan genting dilakukan maksimal tiga
kali. Jika tiga kali
lemparan tidak mengenai tumpukan
genting tersebut,
secara otomatis kelompok tersebut
gugur.
Gambar 2.4 Permainan
Untrakol / Menyusun pecahan genting (Kreweng)
Sumber: (Prana, 2010:
64)
Cara bermain :
1. Salah satu anggota
kelompok bermain maju menghadap garis, lalu
melemparkan bola kasti
kearah tumpukan pecahan genting tersebut.
Jika sampai tiga kali
bola kasti tidak berhasil mengenai pecahan
genting, berarti
kelompok tersebut sebut gugur. Dengan demikian
kelompok lawan (yang
berjaga) yang akan ganti bermain. Sementara
itu, kelompok lawan
berjaga-jaga tidak jauh dari tumpukan genting.
2. Akan tetapi, jika
salah satu dari tiga kali lemparan tersebut mengenai
sasaran sehingga ada
pecahan genting yang jatuh dari tumpukan,
maka kelompok lawan
secepatnya mengambil bola kasti tersebut dan
berusaha membidik
anggota kelompok yang main. Bola kasti yang
dibidikkan harus
mengenai salah satu anggota badan pemain. Se
mentara itu, kelompok
yang main berusaha untuk menata atau
menyusun kembali
runtuhan pecahan genting yang telah dilempar
sebelumnya.
3. Jika salah satu
anggota kelompok yang sedang bermain terkena
lemparan, dia harus
berhenti bermain dan anggota kelompok main
yang masih tersisa akan
tetap melanjutkan permainan.
4. Jika anggota
kelompok main sudah gugur semua sementara
tumpukan pecahan
genting belum tersusun seperti semula, maka
kelompok tersebut
langsung mati dan kelompok lawan (yang berjaga)
berganti posisi menjadi
kelompok yang main. Unsur-unsur penjas
yang terdapat dalam
permainan ini adalah : kelentukan, kelenturan,
daya tahan, kecepatan,
ketepatan, reaksi (Prana, 2010:63)
5. Betengan
Pemain: permainan ini
dilakukan oleh anak laki-laki maupun anak
perempuan.
Usia pemain : antara
7-12 tahun
Jumlah pemain : bebas.
Dibagi menjadi 2 kelompok ABC dan DEF
Tempat : halaman atau
lapangan sekolah
Waktu permainan :
ditentukan oleh guru penjas
Peralatan : dua
pohon/batang kayu dengan jarak 2-3 meter.
Gambar 2.5 Berusaha
Mempertahankan Beteng Agar Tidak Tersentuh Lawan
Sumber: (Herman
Subarjah, 2008: 3.42)
Aturan bermain:
1. Tiap-tiap kelompok
berusaha memegang beteng kelompok lawan(
ABC berusaha memegang
bateng kelompok DEF) begitu juga
sebaliknya.
2. Kelompok yang
berhasil menyentuh atau memegang beteng lawan
duluan, maka kelompok
tersebut yang menang. Kelompok yang kalah
mendapatkan hukuman
kelompok yang menang.
Cara bermain: wakil
dari tiap-tiap kelompok, misal ABdan DE, lari
meninggalkan beteng
masing-masing dan berusaha untuk
menyentuh beteng lawan.
Dengan begitu terjadilah kejarkejaran.
Sementara itu anggota
kelompok yang tersisa (C
dan F), bertahan di
beteng masing-masing dan berjaga
untuk mempertahankan
beteng agar sampai tidak
tersentuh/terpegang
oleh kelompok lawan.
Sementara itu, jika
anggota kelompok yang lari / keluar beteng (AB
dan DE) saling
berkejaran dapat menyentuh anggota badan lawan
misalnya A atau B
menyentuh D atau E ataupun sebaliknya, maka anggota
kelompok yang
tersentuh/terpegang tersebut gugur. Dengan begitu, jumlah
anggota kelompok
berkurang. Anggota yang tersisa tetap melanjutkan
permainan untuk
mempertahankan beteng dari sentuhan pihak lawan. Akan
tetapi, jika pemain
lawan dapat tersentuh lagi oleh teman satu kelompoknya
yang tidak tersentuh
oleh lawan maka pemain yang telah gugur tersebut
dapat bermain kembali.
Jika salah satu anggota
kelompok lawan berhasil menyentuh/
memegang beteng
kelompok lain, berarti kelompok tersebut menang.
Ketika memegang beteng
lawan, pemain tersebut harus menyebut atau
berteriak “Beteng 1”
sebagai pertanda bahwa ia berhasil. Oleh karenanya,
kelompok yang terpegang
betengnya mendapat hukuman dari kelompok
lawan. misalnya di
hukum semua kelompok yang kalah di suruh menyanyi
lagu apa terserah dari
pihak lawan. (Prana, 2010:9)
6. Permainan Hadang atau sering disebut dengan
Gobag Sodor
Lapangan dan peralatan
Bentuk: area permainan
persegi panjang
Ukuran: panjang 15 m
dan lebar 9 m disesuaikan dengan keadaan sekolah.
Garis: Garis-garis
dapat dibuat dengan kapur, atau tali yang tidak membahayakan pemain hadang. Garis
pembagi lapangan permainan menjadi 2 bagian memanjang disebut garis tengah.
Lapangan permainan
ditandai dengan garis selebar 5 m.
Permainan: Permainan
terdiri dari dua regu masing-masing lima orang dan disesuaikan juga dengan
jumlah siswa, regu putra dan regu putri.
Jalannya permainan :
1. Sebelum permainan
dimulai diadakan undian, yang kalah sebagai
penjaga dan yang menang
sebagai penyerang.
2. Regu penjaga
menempati garisnya masing-masing dengan kedua
kaki berada diatas
garis, sedangkan regu penyerang siap untuk
masuk.
3. Permainan dimulai
setelah ada tanda aba-aba atau peluit dari guru.
4. Penyerang berusaha
melewati garis depan dengan menghindari
tangkapan atau sentuhan
pihak penjaga.
5. Penjaga berusaha
menyentuh penyerang dengan tangan dalam
posisi kedua kaki
berpijak di atas garis atau salah satu kaki berpijak di
atas garis, sedangkan
kaki yang satu melayang.
6. Apabila kedua kaki
keluar dari garis samping lapangan dan pemain
disentuh oleh penjaga maka
dinyatakan salah atau mati.
7. Setiap pemain yang
telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan sampai dengan garis belakang
dan garis belakang sampai dengan garis depan lagi maka dilanjutkan dengan tukar
posisi yang tadinya menjadi penyerang berganti menjadi penjaga.
8. Pemenang ditentukan
berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh selama permainan berlangsung.
Permainan hadang atau
gobag sodor ini sangat mudah untuk dimainkan
dan mengandung
unsur-unsur yang positif bagi pelakunya. Unsur-unsur itu
diantaranya adalah :
ketangkasan, kekuatan, kelincahan, kerjasama, daya
tahan, reaksi yang
dapat meningkatkan kesegaran jasmani. (Soemitro,
1992:173)
7. Lompat Tali
Umur pemain: 8-13 tahun
Pemain: jumlah pemain
tidak terbatas baik dilakukan anak laki-laki maupun perempuan.
Waktu: pagi, siang hari
Tempat: lapangan/
halaman/tempat yang datar
Gambar 2.8 Lompat tali
Sumber: (Herman
Subarjah, 2008: 3.8)
Aturan permainan: melompat
dengan menggunakan tali
Cara bermain:
1. Setiap siswa
diberikan satu tali untuk satu siswa kurang lebih
panjangnya 2 meter.
Apabila tidak cukup bisa di buat beregu.
2. Ujung tali pertama
dipegang tangan kanan dan ujung satunya
dipegang oleh tangan
kiri. Kemudian tali diputar diatas kepala dari
depan kebelakang, atau
dari bekang kedepan. Pada saat tali
menyentuh tanah atau
lantai didepan dan melompatlah dengan satu
kaki dan turun dengan
kaki lainnya.
3. Pada saat memutar
tali tangan harus berada di samping luar dan
tidak diatas pundak.
Untuk pertama latihan lompatan dilakukan
dengan gerakan
sederhana baru dapat meningkat kepada yang
lebih kompleks,
misalnya dua putaran tali satu lompatan dan
sebagainya. Unsur-unsur
penjas : melatih keterampilan melompat,
meloncat dan koordinasi
tangan dan kaki. (Soetoto Poenjopoetro,
2002:4.22)
4. Atau dapat dilakukan
dua orang di sisi kanan dan kiri memegangi
tali karet. Pemain yang
lain harus meloncatinya. Tinggi karet mulai
dari semata kaki,
kemudian naik selutut, lalu sepaha kemudian se
pinggang. Pada
ketinggian tersebut, setiap pemain harus mampu
meloncatinya tanpa
menyentuh tali karet. Selanjutnya adalah
setinggi dada, dagu,
telinga, ubun-ubun, tangan yang diangkat
keatas tanpa berjinjit,
kemudian sambil berjinjit. Pemain yang
melewati ketinggian
tersebut asalkan tidak menggunakan alat
bantu. Bila pemain
tidak berhasil melompati karet dengan benar,
maka ia tukar posisi
menjadi pemegang karet. (Husna, 2009:11)
8. Jajangkungan
Permainan
Jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari
kayu atau bambu. Tumpuan untuk pijakan kaki dibuat pada ketinggian 30 – 60 cm
dari ujung bawah tongkat. Beberapa orang pemain dapat serentak memainkannya
bersama-sama. Permainan ini biasa digabungkan dengan jenis permainan lain,
seperti adu lari atau sepak bola. Ada kalanya, penilaian hanya pada adu
ketahanan berjalan di atas jajangkungan sambil saling menendang kaki
jajangkungan lawan bermain. Pemain yang terjatuh dinyatakan kalah.
|
9. Paciwit-ciwit Lutung
Permainan ini
dilakukan oleh 3-4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap
pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan di urutan
teratas sambil melantunkan kawih (nyanyian): Paciwit-ciwit lutung, Si
Lutung pindah ka tungtung, Paciwit-ciwit lutung, Si Lutung pindah ka
tungtung. Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah.
Jadi, jenis permainan ini semata-mata dilakukan hanya untuk bersenang-senang
dan mengisi waktu pada malam terang bulan.
|
10. Gatrik
Permainan dimainkan
oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang
dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu
sepanjang seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut “anak gatrik”. Anak
gatrik diletakkan di lubang miring dan sempit dengan setengah panjangnya
menyembul di permukaan tanah. Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat
pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika terlontar ke
udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, pemain dinyatakan kalah. Bila tidak
tertangkap, jarak antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untukmenentukan
pemenangnya.
|
11. Oray-orayan
Permainan ini
dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para
pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman didepannya untuk
membentuk barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang
paling belakang yang akan menghindar, sehingga barisan bergerak-meliuk-liuk
seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus. Sambil bermain, pemain
melantunkan kawih. Oray-orayan luar leor ka sawah …, Tong ka sawah
parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor ka kebon …, Tong ka kebon aya
barudak keur ngangon.
|
12. Sondah
Permainan ini pada
umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk kotak-kotak
berpalang dibuat di tanah. Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng
atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke dalam kotak permainan. Pemain
melompat-Iompat dari kotak ke kotak berikutnya. Kotak yang berisi pecahan
genting tidak boleh diinjak. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis
kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua,
ketiga mi-tilu, dan seterusnya. Itulah yang merupakan sebagian permainan dari
sekian banyak permainan yang ada tempo dulu, yang sekarang tidak kelihatan.
|
Daftar Pustaka
http://kipsaint.com/isi/mengenang-permainananak-
tempo-doeloe.html
Herman
Subarjah. 2008. Permainan Kecil di sekolah dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.Husna. 2009. 100+ Permainan Tradisional
Indonesia untuk
Kreativitas, Ketangkasan, dan
Keakraban.
Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
Prana.
2010. Permainan Tradisional Jawa. Klaten: PT Intan Pariwara.
Soetoto Pontjopoetro. 2002. Permainan Anak Tradisional
dan Aktifitas Ritmik.
Jakarta:
Universitas Terbuka.
2 komentar:
wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
http://goldengamat.biz/obat-tradisional-ensefalitis/
TERIMAKASIH ATAS INFORMASI NYA, SANGAT MEMBANTU.SUKSES SELALU BUAT PENULIS MAUPUN YANG MENBACA.
Posting Komentar