makalah sistem endokrin


Makalah
ILMU FAAL
System Endokrin



Penyusun :
Abdulloh (136484087)
Khusnul Khitam (136484081)
Welly Arli Agustiono (136484085)
M. Yahya Sultoni (136484090)
Ismail Isnaini (136484136)


Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Surabaya
2014-2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini dengan judul “Kelenjar Endokrin”.
Makalah ini disusun sesederhana mungkin agar lebih muda dipahami tentang bagaimana proses kerja dari saraf dan indra kita. Tanpa kita sadari betapa sangat berartinya organ tubuh kita, dari itu kita harus tahu bagaimana kerja sistem tubuh kita dalam memenuhi kebutuhan diri kita sendiri. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan tentang sistem kelenjar endokrin. Selain itu makalah ini juga sebagai syarat tugas dari mata kuliah ILMU FAAL.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat memberi manfaat kepada para pembaca sebagai dasar untuk lebih memudahkan dalam mempelajari fisiologi olahraga lebih lanjut. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan mudah karena dukungan dan doa yang telah diberikan, penyusun mengucapkan banyak terima kasih. Segala saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan dan dengan ini diucapkan banyak terima kasih. Wassalam.

Surabaya, September 2014














BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama organ endokrin, sebabsekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa yunani yang berarti “sekresi ke dalam” : zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon, dari kata yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon. Misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain. Karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar pimpinan tubuh”.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin di dalam lambung, ustrogen dan progesteron di dalam ovarium dan testosteron di dalam testes.
Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar didapati dengan mempelajari efek dari penyakit yang ada di dalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan sebagai akibat produksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon yang diperlukan.
1.2.  Tujuan
Untuk lebih mengetahui tentang sistem kelenjar endokrin dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalamnya.








Pengertian :
       System endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless).
       Respons Sistem Endokrin sifatnya lambat : menit, jam,bulan, atau tahun.
       Komunikasi Sistem Endokrin melalui media yaitu HORMON. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan“ melalui aliran darah ke berbagai sel dan menerjemahkan "pesan“ sebagai tindakan
Fungsi system endokrin :
          Mengendalikan proses pergerakan dan keseimbangan fisiologis
          Meliputi semua jaringan/kelenjar yang mensekresi hormon masuk ke dalam darah
          Sekresi sebagian besar hormon diatur oleh sistem umpan balik negatif
          Jumlah reseptor untuk sebuah hormon spesifik dapat diubah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
Sifat umum hormone :
          Suatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
          Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
          Fungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan, penggunaan dan penyimpanan energi)
          Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan aktifitas dari kel endokrin
          memiliki organ/jar target tertentu
          Berbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid
Factor yang mempengaruhi kerja hormon :
          Kecepatan sintesa dan kecepatan sekresi
          Sistem transport yang spesifik dalam plasma
          Konversi kedalam bentuk yang lebih aktif
          Reseptor hormon spesifik pada sitosol atau membran sel target yang berbeda
          Pemecahan akhir dari hormon
Klasifikasi hormon secara kimia :
          Hormon-hormon Nonsteroid:
        Tidak larut dalam lemak
        Diterima oleh reseptor eksternal di luar membran sel
        Organ-organ Endokrin
          Kelenjar Thyroid
          Kelenjar Parathyroid
          Medulla Adrenal
          Kelenjar Pituitary
          Pancreas
          Gol amine : norepinefrin, epinefrin, T3, T4
          Gol protein dan polipeptide : FSH, HCG, LH, TSH, ACTH, prolaktin, Oksitosin, Glukagon, Insulin, PTH, Somatostatin, Relaksin, sekretin, GH, Gastrin, Kalsitonin, CCK, Eritropoetin, Angiostatin, somatostatin, dan vasopressin (ADH)
          Gol Steroid : aldosteron, kortisol, estradiol, progesteron, testosteron,vitamin D
Kerja hormon  :
          Pendekatan “Lock and Key” : menggambarkan interaksi antara hormon dan reseptor spesifiknya.
        Reseptor untuk hormon-hormon nonsteroid terletak di permukaan membran sel
        Reseptor untuk hormon-hormon steroid ditemukan di dalam sitoplasma sel atau di dalam nukleus
          Hormon Steroid
        Melintasi membran sel
        Berikatan dengan reseptor spesifik
        Kemudian memasuki nucleus untuk berikatan dengan DNA sel kemudian mengaktifkan gen-gen tertentu (Aktivasi gen langsung).
        mRNA disintesis di dalam nucleus dan memasuki sitoplasma dan mendukung sintesis protein untuk:
          Enzymes sebagai katalisator
          Pertumbuhan jaringan dan perbaikan
          Mengatur fungsi enzim
          Hormon-hormon Nonsteroid
        Berreaksi dengan reseptor spesifik di luar sel
        Ini memicu reaksi enzim yang mengarah pada formasi a second messenger (cAMP).
        cAMP dapat menghasilkan fungsi-fungsi intraseluler spesifik:
          Mengaktivasi enzim-enzim sel
          Merubah permeabilitas membran
          Mendukung sintesis protein
          Merubah metabolisme sel
          Stimulasi sekresi sel
Umpan balik negative :
          Umpan balik negatif  merupakan mekanisme utama sistem endokrin dalam memelihara homeostasis
          Sekresi hormon spesifik dialirkan dan dimatikan oleh perubahan fisiologis spesifik (mirip dengan thermostat)
          Contoh: kadar glukosa plasma dan respons insulin
Jumlah reseptor :
          Down-regulation: penurunan jumlah reseptor hormon yang menurunkan sensitivitas terhadap hormon tersebut
          Up-regulation: peningkatan jumlah reseptor yang menyebabkn sel lebih sensitif terhadap sebagian hormon
Endokrin dan hormon :
Kel Endokrin
Hormon yang dihasilkan
Pituitary
-       Lob anterior
-       Lob intermediate
-       Lob posterior
Tiroid
Paratiroid

LH,FSH, Prl, GH,ACTH,TSH
MSH, α-endorphin
Vasopressin (ADH), oksitosin
Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3) kalsitonin
Hormon paratiroid (PTH)








Adrenal
-       Korteks
-       Medulla
Gonad
-       Testis
-       Ovarium
Plasenta
Pankreas

Kortisol,aldosteron,androstenedion
Norepinefrin, epinefrin

Testoteron,estradiol,inhibin estradiol, progesteron
Test,estradiol,inhibin, prog,relaxin
HCG,HPL,prog, estrogen
Insulin, glukagon, somatostatin, pancreatic polypeptide











Sifat-sifat hormon peptide :
          Berasal dari pre hormon
          T ½ pendek (dalam menit)
          Beredar unbond (tidak terikat protein)
          Di perifer tidak berubah
          Reseptor pada dinding sel
Sifat-sifat hormon steroid :
          Berasal dari reaksi enzimatik (cholesterol)
          T ½ panjang (jam)
          Beredar terikat protein
          Di perifer berubah
          Reseptor di dalam sel
Metode pemriksaan kadar hormon :
          Pemeriksaan secara biologis (Bio-assay)
          Pemeriksaan secara kimiawi (chemical assay)
          Pemeriksaan secara imunologis (immuno-assay) : RIA, ELISA, Fluoroimuno assay, Luminescen imuno assay)
Kelenjar endokrin dan hormon-hormonnya :
          Kelenjar Pituitary
        Kelenjar seukuran kelereng terletak di bagian basal otak
        Dikendalikan oleh hypothalamus atau mekanisme neural lainnya
          Lobus Posterior
        Antidiuretic hormone (ADH): bertanggungjawab untuk retensi cairan
        Oxytocin: kontraksi uterus
          Latihan tampaknya menjadi stimulan kuat terhadap hypothalamus untuk mengeluarkan hormon-hormon pituitary anterior
        Lobus Anterior
          Adrenocorticotropin
          Growth hormone *
          Thyropin
          Follicle-stimulating hormone
          Luteinizing hormone *
          Prolactin
          Kelenjar Thyroid
        Terletak di sepanjang garis tengah leher
        Mensekresi dua hormon nonsteroid
          Triiodothyronine (T3)
          Thyroxine (T4)
        Mengatur metabolisme
          meningkatkan sintesis protein
          Meningkatkan glycolysis, gluconeogenesis, ambilan glucose
          Calcitonin: metabolisme calcium
          Kelenjar Parathyroid
        Sekresi hormon parathyroid
          Mengatur calcium plasma (activitas osteoclast) 
          Mengatur kadar phosphate
          Medulla Adrenal
        Terletak tepat di atas tiap ginjal dan distimulasi oleh sistem syaraf simpatis
        Mensekresi catecholamines
          Epinephrine:
        Meningkatkan  H.R. and B.P.
        Meningkatkan respirasi
        Meningkatkan metabolic rate
        Meningkatkan glycogenolysis
        Vasodilatasi
          Norepinephrine
        House keeping system
          Korteks Adrenal
          Mensekresi lebih dari 30 hormon steroid yang berbeda-beda (corticosteroids)
        Mineralocorticoids
          Aldosterone: memelihara keseimbangan electrolyte
        Glucocorticoids
          Cortisol:
        Menstimulasi gluconeogenisis
        Mobilisasi free fatty acids
        Menghemat Glukosa
        Agent  anti-inflammatory
        Gonadocorticoids
          testosterone, estrogen, progesterone
          Pancrease:
          Terletak sedikit di belakang lambung
          Insulin: Mengurangi glukosa darah
        Memfasilitasi transport glukosa masuk ke dalam sel
        Meningkatkan glycogenesis
        Menghambat gluconeogensis
          Glucagon: Meningkatkan glukosa darah
          Gonads (Kelenjar Kelamin)
        testes (testosteron) = Karakteristik seksual
          Perkembangan dan maturitas otot
        ovarium (estrogen) = Karakteristik seksual
          Maturityas  dan koordinasi
          Ginjal (erythropoietin)
        Mengatur produksi sel darah merah
Pengaturan metabolisme glukosa selama latihan :
          Sekresi Glucagon meningkat selama latihan untuk meningkatkan pemecahan glycogen  dalam liver (glycogenolysis)
          Epinephrine dan Norepinephrine selanjutnya meningkatkan glycogenolysis
          Kadar kortisol juga meningkat selama latihan untuk katabolisme protein untuk gluconeogenesis selanjutnya.
          Growth Hormone memobilisasi free fatty acids (asam lemak bebas)
          Thyroxine  meningkatkan katabolisme glukosa
          Seiring dengan meningkatnya intensitas latihan, meningkt pula keluaran catecholamine untuk glycogenolysis
          Selama latihan ketahanan rerata keluaran glukosa sangat erat berhubungan dengan kebutuhan otot.     
          Saat kadar glukosa menurun, kadar glucagon dan cortisol meningkat signifikan untuk meningkatkan gluconeogenesis.
          Glucose hanya diantar ke sel-sel, namun juga harus diambil oleh sel.  That job relies on insulin.
          Exercise may enhance insulin’s binding to receptors on the muscle fiber.
          Up-regulation (receptors) occurs with insulin after 4 weeks of exercise to increase its sensitivity (diabetic importance).
Pengaturan metabolisme lemak selama latihan :
          Saat kadar glukosa dalam plasma rendah, catecholamines dikeluarkan untuk mempercepat  lypolysis.
          Triglyceridea dipecah menjadi asam lemak bebas oleh lipase yang diaktivasi oleh :  (fig. 5.11, pg. 176)
        Cortisol
        Epinephrine
        Norepinephrine
        Growth Hormone


Pengaruh hormon  pada keseimbangan cairan dan elektrolit :
          Menurunnya volume plasma  menyebabkan dikeluarkannya  aldosterone yang meningkatkan reabsorpsi Na+ and H2O oleh ginjal dan tubulus ginjal.
          Antidiuretic Hormone (ADH) dikeluarkan dari pituitary posterior saat dehidrasi dirasakan oleh osmoreceptor, kemudian air direabsorbsi oleh ginjal.


















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem endokrin sangat berperan penting pada tubuh manusia dengan menghasilkan banyak hormone sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan dalam tubuh.
3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran dari para pembaca.























DAFTAR PUSTAKA
         Gibson, john. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta.
         Pearce, Evelyn C., 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk para Medis. Erlangga. Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS