MAKALAH FILSAFAT ILMU
LINGKARAN WINA DAN JEAN PIAGET
Disusun oleh :
Abdulloh
136484087
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENKESREK
2013
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberi petunjuk, rahmat –
hidayah dan bimbinganNya sehingga saya dapat menyelesaikan TUGAS
MAKALAH FILSAFAT ILMU untuk Mata Kuliah FILSAFAT ILMU.
Makalah ini merupakan hasil karya dari tugas Mata Kuliah
FILSAFAT ILMU yang sengaja diriliss ebagai dasar acuan dan pegangan baru bagi proses
pembelajaran FILSAFAT ILMU. Keberadaan makalah ini, diharapkan akan mampu memberi dukungan terhadap proses
pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajaran
individual.
Dengan penuh keterbatasan dan kekurangan yang ada,
saya menyadari bahwa dibuatnya makalah ini jauh dari sempurna ,untuk kritik dan saran membangun
demi sempurnanya karya saya ini sangat saya harapkan dan tidak lupa saya sampaikan banyak terima kasih atas segala dukungan dan perhatiannya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Terimakasih
Surabaya, September 2013
ABDULLOH
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar ............................................................ 1
2. Daftar
Isi...................................................................... 2
3. BAB I Pendahuluan
.................................................... 3
4. BAB II Pembahasan ................................................... 4
5. BAB III Penutup ( Kesimpulan dan Saran ) ............... 5
6. Daftar Pustaka
............................................................ 6
BAB I
PENDAHULUAN
- A. LATAR BELAKANG
Banyak yang berpendapat bahwa belajar
filsafat itu sulit atau susah karena filsafat dianalogikan pada suatu perenungan
yang tidak ada ujungnya. Namun jika ditilik lebih mendalam filsafat boleh dikatakan
sebagai mater scientiarum, yakni induk semua ilmu pengetahuan.Setiap
orang yang ingin belajar pengertian hidup dan kehidupan harus mengetahui ilmu filsafat,
sebab berfilsafat tidak lain adalah hidup berpikir dan pemikiran sedalam-dalamnya
tentang hidup dan kehidupan itu (living thought and toughtfull living).
Pada awalnya cakupan objek filsafat lebih
luas dibandingkan ilmu, ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja,
sedangkan filsafat mencangkup objek empiris dan non-empiris.Namun pada perkembangannya,
terdapat berbagai aliran-aliran keilmuan antara lain Fenomenologi,
Positivisme, Marxisme, Lingkaran Wina, dan Postmodernisme. Disamping itu
tokoh-tokoh filsuf seperti Ki Hajar Dewantara, Aristoteles, Jean Piaget, dll
berperan penting dalam perkembangan filsafat ilmu. Pada kesempatan ini saya akan mengulas sedikit tentang Lingkaran Wina dan jean Piaget, yang merupakan sebuah aliran keilmuan dan
juga salah satu tokoh filsuf.
1. B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah Lingkaran
Wina itu ?
2.
Bagaimana dengan
awal dan perkembangannya ?
3.
Siapakah Jean
Piaget itu ?
4.
Gagasan / Teori apa
yang dikembangkan oleh Jean Piaget ?
5.
Karya-karya apa
sajakah yang sudah beliau hasilkan ?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui tentang
Lingkaran Wina
2.
Mengetahui awal dan
perkembangannya
3.
Mengetahui siapa Jean
Piaget
4.
Mengetahui Gagasan
/ Teori yang dikembangkan
5.
Mengetahui
karya-karya yang dihasilkan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Lingkaran Wina adalah
suatu gerakan dalam bidang filsafat yang bertujuan mencapai suatu filsafat
yang ilmiah dan menghapus proposisi-proposisi yang tidak dapat dibuktikan
menurut prinsip-prinsip ilmiah. Karena itulah, mereka menolak
pernyataan-pernyataan spekulatif dan hanya menerima pengetahuan yang berdasar pada pengamatan yang
obyektif.
Beberapa pemikir yang terkenal dari
lingkaran Wina adalah Rudolf Carnap, Moritz Schlick, Hans Hahn, dan Otto Neurath. Lingkaran Wina juga dikenal melalui
pendekatan yang mereka bangun, yakni positivisme
logis.
Dalam Positivisme logis ini suatu pengetahuan
dianggap sebagai Ilmu Pengetahuan (Science) manakala dia berhasil dari
pengamatan indrawi. Segala sesuatu yang tidak dari pengetahhuan indrawi akan
dikeluarkan dari bidang ilmu pengetahuan dan dianggap tidak memiliki makna.
Selain berasal dari indra maka suatu pernyataan harus bisa ditilik kembali
secara indrawi atau dibuktikan ulang secara dilihat, hal ini dinamakan
Verifikasi. Maka dari itu aliran ini kadang dinamai juga Verifikasionisme.
Pemisahan ini sangat berguna untuk memisahkan antara ilmu pengetahuan
dengan agama, dan juga ilmu pengetahuan dengan pengetahuan. Ini dikarenakan
segala pernyataan yang tidak memiliki dasar pengamatan indrawi tidak memiliki
makna. Karena agama dan filsafat seringkali pernyataannya tidak berasal dari
sesuatu yang bisa diindra secara langsung maka mereka menjadi tidak bermakna.
Anggotadarikelompokinitidakhanyamenyatakanmetafisikasalah,
namunmenyatakanmetafisikatidakadaartinya.Merekamengambilinspirasidarifilsuf
Wittgenstein dalambukuTractacusLogicoPhilosophicus, walau sang
filsufsendirimerasabahwainterpretasimerekakurangtepat.
Para pemikir yang termasuk ke dalam
gerakan ini bermaksud meniadakan metafisika dari ranah filsafat. Hal itu dikarenakan metodologi yang dikembangkan oleh gerakan ini.
Mereka mengembangkan suatu metode ilmu pengetahuan yang dapat digunakan ke
dalam semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk filsafat yang banyak berbicara
soal metafisika. Metafisika
dianggap tidak dapat diverifikasi oleh metode ilmu pengetahuan yang mereka
kembangkan sehingga tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Para pemikir lingkaran Wina menganggap
bahwa bahasa dan pengetahuan ilmiah seharusnya
berdasar pada dua hal, yakni logika (pengetahuan analitik) dan fakta
(pengetahuan positif).
2.
Awalnya
mereka merupakan sekelompok filsuf dan ahli yang berkumpul secara periodik di
Wina sejak tahun 1922 hingga 1938. Sebenarnya
sebelum tahun 1922 telah ada ahli-ahli yang memiliki kesamaan minat dan menjadi
cikal bakal kelompok ini. Beberapa tokoh awal adalah Ernst Mach, Phillip Frank, Otto Neurath, dan Hans Hahn. Pada tahun 1922, Rudolf Carnap tiba
dan bergabung ke Universitas
Wina, di mana merupakan pusat kegiatan akademis para anggota lingkaran
Wina. Kemudian bergabunglah juga
filsuf dan ahli lain, seperti Herbert Feigl, Kurt Goedel, R. von Mises, dan E. Schroedinger.
Pada tahun 1929, kelompok ini
menerbitkan tulisan yang berisi pandangan-pandangan mereka, yakni Wissenschaftliche Weltanshauung,
Der Wiener Kreis. Tulisan
tersebut disusun oleh Carnap, Hahn, dan Neurath. Selain itu, dari tahun
1930-1939, mereka juga menerbitkan jurnal Erkenntnis yang berisi ide-ide dari lingkaran
Wina.
Perkembangan
selanjutnya kelompok Wina kemudian berpencar setelah kematian salah satu
anggota mereka, Moritz Schlick, dan juga terjadinya Perang
Dunia ke-2. Banyak anggota
kelompok ini yang kemudian bermigrasi ke Amerika
Serikat, termasuk Rudolf Carnap. Di
Amerika Serikat, mereka berhasil menggeser dominasi aliran pragmatisme.
Filsafat positivisme logis yang mereka kembangkan berhasil menarik perhatian
publik serta mampu memunculkan kultur filsafat yang baru. Kultur yang baru itu adalah ketika pengetahuan
fisik dan formal, khususnya logika matematika,
menjadi amat dominan. Bidang-bidang
di luar matematika seperti seni, agama, dan moral, dianggap
berada di luar jangkauan ilmu pengetahuan karena tidak dapat dibuktikan dengan
metode yang rasional. Hegemoni lingkaran Wina mulai surut
pada tahun 1960-an.
3. Jean Piagetdilahirkan di Neuchâtel di wilayahSwiss yang berahasaPerancis. Ayahnya,
Arthur Piaget, adalahseorangprofesordalamsastra Abad Pertengahan di Universitas Neuchâtel. Piaget
adalahseoranganak yang terlalucepatmenjadimatang, yang mengembangkanminatnyadalambiologidanduniapengetahuanalam,
khususnyatentangmoluska (kerang-kerangan),
danbahkanmenerbitkansejumlahmakalahsebelumia lulus dari SMA. Malah, kariernya
yang panjangdalampenelitianilmiahdimulaiketikaiabaruberusia 11 tahun,
denganditerbitkannyasebuahmakalahpendekpada1907tentangburunggereja albino. Sepanjangkariernya, Piaget
menulislebihdari 60 buahbukudanratusanartikel.
Piaget memperolehgelarPh.D.dalamilmualamiahdariUniversitas
Neuchâtel,
danjugabelajarsebentar di Universitas Zürich. Selamamasaini,
iamenerbitkanduamakalahfilsafat yang memperlihatkanarahpemikirannyapadasaatitu,
tetapi yang belakanganditolaknyakarenadianggapnyasebagaikaryatulisseorangremaja.
Minatnyaterhadappsikoanalisis, sebuahaliranpemikiranpsikologi
yang berkembangpadasaatitu, jugadapatdicatatmulaimunculpadaperiodeini.
Belakanganiapindahdari Swiss ke Grange-aux-Belles, Perancis, dan di sanaiamengajar di
sekolahuntukanak-anaklelaki yang dikelolaolehAlfred
Binet,
pengembangtesintelegensiaBinet. Ketikaiamenolongmenandaibeberapacontohdarites-tesintelegensiainilah
Piaget memperhatikanbahwaanak-anakkecilterus-menerusmemberikanjawaban yang
salahuntukpertanyaan-pertanyaantertentu. Piaget
tidakterlalumemperhatikanpadajawaban-jawaban yang keliruitu, melainkanpadakenyataanbahwaanak-anak
yang kecilituterus-menerusmembuatkesalahandalampola yang sama, yang
tidakdilakukanolehanak-anak yang lebihbesardan orang dewasa. Hal inimenyebabkan
Piaget mengajukanteoribahwapemikiranatau proses kognitifanak-anak yang
lebihkecilpadadasarnyaberbedadengan orang-orang dewasa. (Belakangan,
iamengajukanteori global tentangtahap-tahapperkembangan yang
menyatakanbahwasetiap orang memperlihatkanpola-polakognisiumum yang
khasdalamsetiaptahapperkembangannya.) Pada 1921, Piaget kembalike Swiss sebagaidirekturInstitut
Rousseau
di Jenewa.
Pada 1923, ia menikah dengan
Valentine Châtenay, salah seorang mahasiswinya. Pasangan ini memperoleh tiga
orang anak, yang dipelajari oleh Piaget sejak masa bayinya. Pada 1929, Jean Piaget menerima
jabatan sebagai Direktur Biro Pendidikan
Internasional, yan tetap dipegangnya hingga 1968. Setiap tahun, ia
menyusun "Pidato Direktur"nya untuk Dewan BPI itu dan untuk
Konferensi Internasional tentang Pendidikan Umum, dan di dalamnya ia secara
eksplisit mengungkapkan keyakinan pendidikannya.
4. Teori yang dikembangkan
Jean Piaget menjabat sebagai professor psikologi di Universitas
Genevadari
1929 hingga 1980 dania paling terkenal karena menyusun kembali teori perkembangan
kognitif kedalam serangkaian tahap, memperluas karya sebelumnya dari James Mark Baldwin, menjadi empat tahap perkembangan
yang lebih kurang sama dengan (1) masa infancy, (2) pra-sekolah, (3) anak-anak,
dan (4) remaja. Masing-masing tahap ini dicirikan oleh struktur kognitif umum
yang memengaruhi semua pemikiran si anak (suatu pandangan strukturalis yang dipengaruhi oleh filsuf Immanuel Kant).Masing-masing tahap mewakili pemahaman
sang anak tentang realitas pada masa itu, dan masing-masing kecuali yang
terakhir adalah suatu perkiraan (approximation) tentang realitas yang tidak memadai.
Jadi, perkembangan dari satu tahap ke tahap yang lainnya disebabkan oleh akumulasi
kesalahan di dalam pemahaman sang anak tentang lingkungannya; akumulasi ini pada
akhirnya menyebabkan suatu tingkat ke tidak seimbangan kognitif yang perlu ditata
ulang oleh struktur pemikiran.
Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori
Piaget sebagai
1. Tahap
sensorimotor: dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui
gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek)
3. Tahap
operasional konkret: dari 7 hingga 11 tahun (anak mulai berpikir secara logis tentang
kejadian-kejadian konkret)
5. Karya-karyapenting
·
Piaget, J. (1950). Introduction
à l’ÉpistémologieGénétique. Paris: Presses Universitaires de France.
·
Piaget, J. (1961). La
psychologie de l'intelligence. Paris: Armand Colin (1961, 1967, 1991). Versi
online
·
Piaget, J. (1967). LogiqueetConnaissancescientifique,
Encyclopédie de la Pléiade.
·
Inhelder, B. dan J.
Piaget (1958). The Growth of Logical Thinking from Childhood to Adolescence.
New York: Basic Books.
·
Inhelder, B. dan
Piaget, J. (1964). The Early Growth of Logic in the Child: Classification
and Seriation. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1928). The
Child's Conception of the World. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1932). The
Moral Judgment of the Child. London: Kegan Paul, Trench, Trubner and Co.
·
Piaget, J. (1952). The
Child's Conception of Number. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1953). The
Origins of Intelligence in Children. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1955). The
Child's Construction of Reality. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1971). Biology
and Knowledge. Chicago: University of Chicago Press.
·
Piaget, J. (1995). Sociological
Studies. London: Routledge.
·
Piaget, J. (2001). Studies
in Reflecting Abstraction. Hove, UK: Psychology Press.
Karya-karya lain
·
Beth, E.W., dan Piaget,
J. (1966). Mathematical Epistemology and Psychology. Dordrecht: D.
Reidel.
·
Piaget, J. (1942). Les
trois structures fondamentales de la vie psychique: rythme,
régulationetgroupement. Rev. Suisse de PsychologieAppliquée, 1/2 9–21.
·
Piaget, J. (1948). Oùval’éducation?
UNESCO.
·
Piaget, J. (1951). Psychology
of Intelligence. London: Routledge and Kegan Paul
·
Piaget, J. (1953). Logic
and Psychology. Manchester: Manchester University Press.
·
Piaget, J. (1962). Play,
Dreams and Imitation in Childhood. New York: Norton.
·
Piaget, J. (1966).
Nécessitéet signification des recherches comparatives en psychologiegénétique. Journal
International de Psychologie, 1 (1): 3-13.
·
Piaget, J. (1970). Structuralism.
New York: Harper & Row.
·
Piaget, J. (1972). Psychology
and Epistemology: Towards a Theory of Knowledge.Harmondsworth: Penguin.
·
Piaget, J. (1972). Insights
and Illusions of Philosophy. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1974). Experiments
in Contradiction. Chicago: University of Chicago Press.
·
Piaget, J. (1974). The
Place of the Sciences of Man in the System of Sciences. New York: Harper
and Row, Publishers.
·
Piaget, J. (1975). The
Origin of the Idea of Chance in Children. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1977). The
Grasp of Consciousness. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1978). Success
and Understanding. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1979). Behaviour
and Evolution. London: Routledge and Kegan Paul.
·
Piaget, J. (1980). Adaptation
and Intelligence. London: University of Chicago Press.
·
Piaget, J. (1980). Les
FormesÉlémentaires de la Dialectique. Paris, Editions Gallimard.
·
Piaget, J. (1981). Intelligence
and Affectivity. Their Relationship during Child Development. Palo Alto:
Annual Reviews.
·
Piaget, J. (1983).
Piaget's theory. Dalam P. Mussen (ed.). Handbook of Child Psychology.
ed. ke-4. Vol. 1. New York: Wiley.
·
Piaget, J. (1985). The
Equilibration of Cognitive Structures: The Central Problem of Intellectual
Development. Chicago: University of Chicago Press.
·
Piaget, J. (1987). Possibility
and Necessity. 2 vol. Minneapolis: University of Minnesota Press.
·
Piaget, J. (2000).
Commentary on Vygotsky. New Ideas in Psychology, 18, 241-59.
·
Piaget, J., dan Garcia,
R. (1989). Psychogenesis and the History of Science. New York: Columbia
University Press.
·
Piaget, J., dan Garcia,
R. (1991). Towards a Logic of Meanings. Hillsdale, N.J.: Lawrence
Erlbaum Associates.
·
Piaget, J.,
danInhelder, B. (1962). The Psychology of the Child. New York:Basic
Books
·
Piaget, J.,
danInhelder, B. (1967). The Child’s Conception of Space. New York: W.W.
Norton.
Jabatan
·
1921-25
DirekturPenelitian, Institut Jean-Jacques Rousseau, Geneva
·
1925-29 ProfesorPsikologi,
SosiologidanFilsafatIlmu, Universitas Neuchatel
·
1929-39
DirekturSejarahPemikiranIlmiah, Universitas Geneva
·
1929-67 Direktur, Biro
PendidikanInternasional, Geneva
·
1932-71 Direktur,
InstitutIlmu-ilmuPendidikan, Universitas Geneva
·
1938-51 ProfesorPsikologiEksperimendanSosiologi,
Universitas Lausanne
·
1939-51
ProfesorSosiologi, Universitas Geneva
·
1940-71
ProfesorPsikologiEksperimen, Universitas Geneva
·
1952-64
ProfesorPsikologiGenetika, Sorbonne, Paris
·
1955-80 Direktur,
PusatInternasionaluntukEpistemologiGenetika, Geneva
·
1971-80 Profesor
Emeritus, Universitas Geneva
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Lingakaran Wina adalah sekumpulan filsuf yang berkumpul di sekitar Universitas Vienna padatahun 1922.Beberapafilsuf yang terkenal darilingkaran Wina adalah Rudolf Carnap, Moritz Schlick, Hans Hahn, dan Otto Neurath. Lingkaran Wina juga dikenal melalui pendekatan yang mereka bangun, yakni positivismelogis. Dapat di simpulkan pengertian positivisme logis secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam "pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
Lingakaran Wina adalah sekumpulan filsuf yang berkumpul di sekitar Universitas Vienna padatahun 1922.Beberapafilsuf yang terkenal darilingkaran Wina adalah Rudolf Carnap, Moritz Schlick, Hans Hahn, dan Otto Neurath. Lingkaran Wina juga dikenal melalui pendekatan yang mereka bangun, yakni positivismelogis. Dapat di simpulkan pengertian positivisme logis secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam "pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
Jean
Piaget
(lahir di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus1896 – meninggal16
September1980padaumur 84 tahun) adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya
tentang anak-anak
dan teori perkembangan kognitifnya.
2.
Saran
Menurut saya ada kelemahan fatal dalam pandangan mereka.
Jika memang demikian maka ilmu matematika tidak bisa dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan karena tidak memiliki dasar indrawi. Sebaliknya seni, berasal dari
sesuatu yang indrawi dan bisa ditilik kembali, sehingga malah bisa disebut ilmu
pengetahuan.
3.
Penutup
Demikian makalah ini saya buat.Semoga dapat memberikan
manfaat baik kepada pembaca. Pastinya dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.Dan
semoga bermanfaat bagi kita semua.Amiiinn.............
DAFTAR
PUSTAKA